SumedangInfo, JAKARTA — Untuk umat Islam yang pernah menyimak sejarah 25 Nabi dan Rasul, pastinyamemahami tentang cerita Nabi Nuh AS. Ia diutus oleh Allah SWT untuk menyuruh kaumnya menyembah Allah SWT. Dan, sekitar lebih dari 900 tahun berdakwah untuk tiga generasi dari kaumnya, Nabi Nuh AS melulumendapatkan pengekor sebanyak 70 orang dan delapan anggota keluarganya.
Nabi Nuh AS berdakwah siang dan malam, tetapi kaumnya tak pun mau menerima kehadirannya sebagai pesuruh Allah SWT. Hingga akhirnya, ia memohon untuk Allah supaya kaumnya yang suka menentang itudiserahkan pelajaran supaya mereka inginkan menyembah Allah.
Doanya juga dikabulkan oleh Allah SWT. Ia diperintahkan untuk menciptakan sebuah kapal sebagai persiapanbila siksa Allah sudah datang berupa banjir. Di dalam kapal tersebut, nantinya diboncengkan pula seluruhspesies hewan secara berpasang-pasangan.
Setelah semuanya sudah siap, pengekor Nabi Nuh dan hewan-hewan sudah naik ke kapal, tak lama lantasturunlah hujan lebat sehingga menyebabkan banjir besar. Di samping mereka yang sedang di atas kapal, takterdapat yang selamat dari banjir tersebut. Dan, disaat banjir sudah reda, kapal Nabi Nuh lantas terdampar (berlabuh) di suatu bukit yang tinggi (al-Judy). Peristiwa ini secara menyeluruh ada dalam Alquran Surah Nuh ayat 1-28 dan Hud (11) ayat 25-33, 40-48, dan 89. Cerita serupa pun ada dalam sekian banyak surah lainnya dalam Alquran.
Peristiwa banjir besar yang melanda umat Nabi Nuh ini tidak melulu ada dalam Alquran. Pada agama bedapun, laksana Kristen juga dikisahkan peristiwa serupa.
Peristiwa banjir yang membenamkan umat Nabi Nuh itu, sekarang telah merebak ke seantero dunia. Para peneliti arkeologi berlomba-lomba mengungkap kebenaran kisah itu dengan menganalisis tempat berlabuhnya kapal Nuh tersebut.
Seorang penduduk Schagen, Belanda, Johan Huibers, menciptakan replika kapal Nabi Nuh selama dua tahun lalu. Meski, saat tersebut masyarakat mengecapnya “gila”, ia tetap meneruskan proyeknya itu. Proyeknya itudianggap sebagai pembuktian kesetiaaan imannya untuk Tuhan dan ajaran-Nya.
Bukan melulu kisah Huibers tadi yang terinspirasi dari cerita Nabi Nuh. Tapi, kisah tentang bahtera (kapal) Nabi Nuh sudah berpuluh tahun menjadi ilham maupun pembicaraan di kalangan awam, arkeolog, dan sejarawan dunia. Hasil temuan mereka juga masih menjadi kontroversi dan belum sukses mengungkap misteri yang sebetulnya tentang di mana kapal Nuh terdampar.
Kabarnya, sebanyak peneliti telah mengejar bukti-bukti valid tentang eksistensi kapal Nuh itu. Melalui risetselama beratus-ratus tahun dan meneliti hasil potret satelit, di antara situs yang diandalkan sebagai jejak peninggalan kapal tersebut terletak di pegunungan Ararat, Turki, yang berdampingan dengan perbatasan Iran.
Pemerintah Turki mengklaim 3500 tahun lantas bangkai kapal tersebut ditemukan pada 11 Agustus 1979 di wilayahnya. Bahkan, website ini telah dimulai untuk umum dan menjadi objek wisata. Kini, Gunung Sabalan di Iran, yang terletak 300 km dari website kesatu, pun tengah diselidiki.
Berbagai teknik pembuktian juga dilakukan. Seperti yang tampak dari foto-foto lansiran website noahsark-naxuan.com, di lokasi tersebut tampak sebuah format simetris raksasa laksana cekungan perahu. Diduga, tanah, debu, dan batuan vulkanis yang mempunyai usia berbeda-beda sudah masuk ke dalam perahu tersebutselama bertahun-tahun sampai-sampai memadat dan menyusun sesuai format perahu. Di sekitarnya ditemukan pula jangkar batu, reruntuhan bekas permukiman, dan ukiran dari batu. Terakhir, memanfaatkan peta satelit Google Earth.
Selengkapnya : Klik Disini
Komentar
Posting Komentar