via BBC News
TN Pandit saat memberikan hadiah pada masyarakat suku Sentinel di tahun 1991
SERAMBINEWS.COM - Seorang antropolog India, TN Pandit, berhasil berkomunikasi dengan masyarakat suku Sentinel dan nyawanya berakhir selamat.
Saat mencoba membangun komunikasi dengan mereka, Pandit mengaku sempat membawa berbagai hadiah, mulai dari wajan, panci, kelapa, hingga pisau.
Upaya Pandit untuk mengadakan kontak dengan suku tersebut dimulai pada tahun 1967.
Pria yang kini berusia 84 tahun itu dulu menjabat sebagai Menteri Urusan Kesukuan India.
Pada kunjungan pertama, Suku Sentinel bersembunyi di dalam hutan.
Kemudian pada perjalanan berikutnya, mereka menembak Pandit dan delegasi pemerintah India lainnya dengan panah.
"Kami telah membawa hadiah panci dan wajan, sejumlah besar kelapa, alat-alat besi seperti palu dan pisau panjang. Kami juga membawa bersama tiga orang Onge (suku lokal lain) untuk membantu kami menafsirkan pidato dan perilaku Sentinelese," kisah Pandit dalam sebuah esai yang menceritakan kunjungannya, TribunJogja.com melansir dari BBC News, Selasa (27/11/2018).
"Namun prajurit Sentinel menghadapi kami dengan wajah marah dan suram dan bersenjata lengkap dengan busur dan panah panjang, semuanya siap untuk mempertahankan tanah mereka," tambahnya.
Menurut Pandit, sebenarnya masyarakat Sentinel cinta damai dan percaya reputasi menakutkan yang ditujukan pada mereka tidak adil.
"Orang-orang Sentinel adalah orang-orang yang cinta damai. Mereka tidak berusaha menyerang orang. Mereka tidak mengunjungi daerah-daerah terdekat dan menimbulkan masalah. Ini adalah insiden langka," ujarnya.
Selama berinteraksi dengan perwakilan pemerintah India, suku Sentinel tidak pernah sampai pada titik membunuh ataupun melukai.
Setiap kali anggota suku gelisah, Pandit akan segera mundur.
Pada tahun 1991, sebuah keanehan terjadi ketika suku tersebut ke luar secara damai dan menghampiri mereka di lautan.
Setelah membuat kesepakatan, Pandit kembali membagikan hadiah, dengan masyarakat Sentinel memilih berdiri di laut.
Meskipun orang-orang Sentinel mau menerima hadiahnya, tetapi Pandit tak diizinkan melangkah ke pulau mereka.
Pandit juga pernah mengalami pengalaman tersendiri saat diancam akan dibunuh seorang warga Suku Sentinel.
"Seorang anak laki-laki Sentinel muda membuat wajah lucu, mengambil pisaunya dan memberi isyarat kepada saya bahwa dia akan memotong kepala saya. Saya segera memanggil perahu dan membuat retret cepat," ungkapnya.
Terkait dengan pengambilan jasad misionaris asal Amerika Serikat, John Allen Chau, Pandit mengatakan dapat dimungkinkan dengan pendekatan tentatif oleh para pejabat. (*)
Editor: Amirullah
Komentar
Posting Komentar