TRIBUNJATENG.COM- Awal Maret lalu, peramal yang membintangi acara Reality Show "Karma" ANTV, bertandang ke Kota Semarang, Jawa Tengah.
Perjalanan Roy ke kota tua tersebut diabadikan dalam bentuk video, serta dipublikasikan oleh pengguna Youtube bernama DMI Videos pada Jumat (2/3/2018).
Bicara soal kota tua tersebut, tentu sebuah tempat angker di Semarang, Lawang Sewu, menjadi tujuan wisata yang tidak mungkin dilewatkan oleh Roy.
"Konon bangunan ini adalah peninggalan zaman Belanda tahun 1904 ketika Indonesia melawan Belanda pada saat itu," terang Roy membuka perjalanannya.
Roy menjelaskan lebih lanjut, Lawang Sewu dalam bahasa Indonesia adalah seribu pintu.
Hal tersebut lantaran bangunan Belanda itu memiliki banyak pintu meskipun jumlahnya tidak sampai seribu.
Dulunya bangunan kuno dan megah berlantai dua tersebut, setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Indonesia atau sekarang berganti nama menjadi PT Kereta Api Indonesia.
Semasa penjajahan, Gedung tersebut memiliki catatan sejarah sebagai ttempat pertempuran lima hari di Semarang.
Setelah membuka narasi, Roy kemudian berjalan ke sebuah lorong, dengan tembok tinggi serba putih.
"Saya banyak merasakan aura negatif di ruangan ini. Mereka banyak bersembunyi di balik dinding-dinding dan pintu Lawang Sewu,"
Roy menjelaskan, mereka akan muncul bergentayangan pada malam hari. Memori-memori sang arwah masih melekat dalam gedung kuno tersebut.
"Saya melihat penampakan Noni-noni Belanda dan Jenderal-jenderal kala itu masih sangat kental sekali," ungkap Roy.
Selain itu, Roy menuturkan, pintu-pintu di Lawang Sewu terhubung satu satu sama lain.
Energi besar pun paling banyak muncul adalah dari balik-balik pintu.
Setelah berjalan melewati lorong, kemudian Roy berjalan menuju Loby utama Lawang Sewu yang berupa tangga kuning. Tangga tersebut tidak boleh diakses pengunjung.
Pada loby tersebut, terdapat simbol utama dari Lawang Sewu, yaitu simbol kereta api, serta tangga dan jendela yang benar-benar tidak mengalami perubahan apapun sejak dibangun pada satu abad lebih yang lalu.
Setelah itu, Roy bergegas menuju Aula. Konon, pada masa itu, aula tersebut sering dijadikan tempat pesta.
Roy menuturkan, banyak Noni-noni yang masih berdiri di sana, menunggu pesta.
Sayangnya, dalam kunjungannya ke Lawang Sewu, Roy tidak mengupas soal penjara bawah tanah yang terkenal dengan penyiksaannya yang keji.
Di tangan Jepang, penjara bawah tanah itu dibagi menjadi dua, yaitu penjara jongkok dan penjara berdiri.
Baik orang Belanda maupun Indonesia, mereka akan dimasukkan ke dalam jeruji besi berukuran 0,5 meter. Para tahanan harus jongkok di dalamnya dan diisi air hingga sebatas leher lalu bak itu ditutup teralis besi.
Sementara penjara berdiri itu hanya berukuran sekitar 1 meter x 1 meter. Kemudian para tahanan yang jumlahnya sekitar 7-8 orang akan berdiri berhimpitan di dalam penjara itu. Memang penjara itu tidak dimaksudkan untuk menahan namun untuk menyiksa para tahanan hingga kemudian tewas dan dilempar ke sungai di belakang Lawang Sewu.
Roy menjelaskan, saat pihak Lawang Sewu menuturkan bahwa penjara bawah tanah sudah tidak ada, ia tau ada hal yang ditutup-tutupi di sana.
"Feeling saya menuturkan bahwa penjara bawah tanah itu memang ada. Secara logika, penjara tersebut sudah ditutup," tandasnya kecewa.
Kemudian Roy pun mengakhiri video dengan mengunjungi lantai 3 Lawang Sewu, tempat dimana dahulu dijadikan ruang penyimpanan dokumen.
Ruangan tersebut berbentuk kapal terbalik.
Roy mengatakan, di atap tersebut, banyak Noni-noni yang dusuk di penyangga melintang atap tersebut.
"Lawang Sewu yang sekarang, bagaimanapun sudah tidak seseram pada cerita-cerita tahun 1990 hingga 2000 an. Karena sekarang banyak juga dikunjungi oleh wisatawan. Pertukaran energi tersebut menjadikan Lawang Sewu tidak lagi seangker dulu," tandas Roy sebelum mengakhiri perjalanannya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Roy Kiyoshi Ungkap Misteri Lawang Sewu Kota Semarang yang Angker: Masih Banyak Noni-noni (Video), http://jateng.tribunnews.com/2018/03/31/roy-kiyoshi-ungkap-misteri-lawang-sewu-kota-semarang-yang-angker-masih-banyak-noni-noni-video?page=4.
Editor: abduh imanulhaq
Komentar
Posting Komentar