TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Warisan tradisional kebudayaan Bali dalam bidang pengobatan terbilang menyeluruh dalam menangani segala hal.
Termasuk dalam bidang pengobatan penyakit yang terjadi oleh sebab yang niskala alias gaib seperti ilmu pelet atau yang lebih dikenal dengan nama mantra "Jaran Goyang".
Jaran Goyang sendiri merupakan sebuah ilmu pelet pengasihan yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan asmara.
Sebuah sastra lisan berupa ajian atau mantra yang kerap dipakai untuk memikat hati lawan jenis yang dicintai.
Mantra berjenis ilmu pengasihan ini banyak berkembang di masyarakat Suku Osing Jawa di Banyuwangi.
Meski termasuk ilmu kuno, namun eksistensi Jaran Goyang masih terus berkembang hingga saat ini.
Bahkan pedangdut popular, Nella Kharisma mempopulerkan lagu bertema Jaran Goyang pada setiap penampilannya.
Meski mantra gaib ini bersifat mengikat, bukan lantas kemudian daya ilmu pelet ini tidak bisa disembuhkan.
Hal ini dibuktikan dari adanya naskah-naskah atau cakep lontar usada, warisan pengetahuan dari kebudayaan Bali kuno dalam bidang medis.
Namanya Lontar Ratu Ning Usada.
"Dalam lontar tersebut berisi seputar pembahasan dan diagnosis segala macam penyakit seperti panas, tangan kepek, sakit perut hingga pengobatan ilmu pelet jaran goyang," papar Staf Unit Pelaksana Teknis Fakultas Ilmu Budaya, Putu Eka Guna Yasa kepada Tribun Bali, Kamis (5/4/2018).
Dalam naskah lontar tersebut, istilah penamaan penyakit yang timbul dari ilmu pengasihan ini dinamakan 'Pemali Jaran Goyang'.
Dalam menengarai tanda-tanda korban yang terkena ilmu pelet ini cukup mudah diketahui.
"Gejala atau tanda-tanda orang yang terkena pelet ini rata-rata akan inguh alias bingung dan bimbang seperti orang gila," terangnya sambil mengeja aksara Bali kuno pada lontar.
Dalam lontar itu juga dijelaskan tentang teknis dan cara penyembuhan penyakit ini.
Bahkan, penyembuhannya terbilang sederhana karena hanya membutuhkan bahan dari sarana tanaman obat saja.
Resep dalam pembuatan obatnya, anda hanya perlu menyediakan akar tuwung (terong) bolo, akar tuwung kanji dan triketuka (bawang, suna, janggu).
"Semua bahan tersebut digigit, kemudian disemburkan pada wajah orang yang terkena pelet," imbuh staf ahli penerjemah naskah lontar ini.
Selain terkenal ampuh dipakai untuk memikat hati lawan jenis yang dicintai, ternyata ilmu pelet ini juga bisa dimanfaatkan untuk memikat banyak orang.
Seperti digunakan untuk mencari popularitas diri.
Dikatakan Putu Eka, pada zaman dulu belum banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini.
"Dalam lontar tersebut mengatakan, bahwa siapa saja yang mampu menguasai ilmu tersebut akan dengan sangat mudah dalam menundukkan lawan jenis. Setiap ucapan yang diucapkan oleh mereka yang memiliki ilmu, pasti akan dituruti," ucap alumnus Universitas Udayana ini.
Dari sekian kepercayaan yang berkembang terhadap ilmu ini, lanjut Eka, terdapat empat penggolongan ilmu yang terkenal, yakni ilmu merah (asmara), ilmu kuning (jabatan), ilmu hitam (menyakiti), dan ilmu putih (pengobatan).
"Nah, kalau jaran goyang ini tergolong pada ilmu merah karena berkaitan dengan perasaan cinta. Lebih dikenal dengan istilah mesisan gantet yang artinya sekalian bersatu, dan lebih dikenal dengan istilah santet bagi masyarakat Osing Banyuwangi," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Resep Bali Kuno: Cara Menangkal Pelet 'Jaran Goyang', Begini Ciri Seseorang Terkena Pelet Asmara Itu, http://bali.tribunnews.com/2018/04/05/resep-bali-kuno-cara-menangkal-pelet-jaran-goyang-begini-ciri-seseorang-terkena-pelet-asmara-itu
.
Penulis: eurazmy
Editor: Aloisius H Manggol
Komentar
Posting Komentar