TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kecelakaan pesawat Garuda Indonesia GA421 tanggal 16 Januari 2002 rute Surabaya - Yogyakarta yang mendarat darurat di sungai Bengawan Solo menjadi acara misteri di televisi Tokyo sekitar jam 20:00 malam ini (8/12/2017).
"Waduh itu hebat sekali pilotnya sampai berhasil mendaratkan di sungai ya," ungkap Kumiko Shibata seorang penggemar Indonesia kepada Tribunnews.com malam ini.
Acara sekitar 10 menit siaran itu memperlihatkan saat-saat kecelakaan dan antisipasi yang dilakukan pilot dan semua awak pesawatnya di dalam pesawat Garuda Indonesia.
Dua hal yang ternyata menjadi misteri warga Jepang dalam acara Sekai ga Hontoni atta Misteri (benar-benar ada misteri di dunia) yaitu mengapa mesin sampai mati dan mengapa salah lihat radar sehingga pesawat berguncang sangat kencang.
Diungkapkan ternyata saat itu di ketinggian 23 ribu kaki ternyata kedua mesin pesawat kemasukan batu es yang merusak mesin sehingga mesin menjadi mati.
Kesaksian Kapten Pilot Abdul Rozaq (60) muncul di acara TV tersebut dengan wajah aslinya, "Batu es itulah yang menjadi penyebab kamatian mesin pesawat," paparnya.
Pesawat Boeing 737-300 hanya dengan 4 pramugari membawa 54 penumpang, dengan berat total pesawat 56 ton.
Lalu satu misteri lagi mengenai penyimpangan jalan, menurut seorang pilot Jepang ternyata kemungkinan radar di muka pesawat menghantam awan di depan pesawat yang tak tembus radar sehingga membuat hasil monitor salah. Akibatnya antisipasi pilot pun juga jadi salah akibat kesalahan hasil monitor radar tersebut.
Pendaratan darurat di sunga Bengawan Solo Jawa Tengah dengan satu pramugari meninggal dan lainnya selamat mendapat penilaian yang baik di Jepang berkat kehebatan sang pilot tersebut.
Selain itu ditampilkan pula foto saat pilot menerima menghargaan dari pemerintah Indonesia dan bertemu Presiden Megawati di Istana Negara.
Komentar
Posting Komentar