Ini adalah Bukit Kelam di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Konon, ini adalah batu paling besar di dunia. Bagai ini wujudnya.
Kami detikTravel menempuh perjalanan kurang lebih satu jam saja dari pusat kota Sintang menuju lokasi Bukit Kelam, yakni di Kecamatan Kelam Permai, Sintang, Kalimantan Barat. Aspal jalan lumayan mulus meski kadang berkelok serta naik-turun.
Bila ditempuh dari Bunda Kota Kalimantan Barat, Pontianak, perjalanan dapat memakan waktu kurang lebih tujuh jam bila menggunakan_dengan mobil. Jalan masuk jalan menuju kabupaten yang punya kawasan perbatasan dengan Malaysia ini juga bagus.
Jumat (14/7/2017) jelang sore, mobil kami hentikan di persimpangan. Ada patung sesosok pria yang menggendong batu hitam. Ini tentu patung dari tokoh penting, setidaknya tokoh legenda lah. Siapa tahu sama legendarisnya dengan Atlas bisa juga Sisyphus dari mitologi Yunani.
Di situ tertulis 'Taman Tugu Bujang Beji'. Sopir kami, Pak Adi, bilang bahwa itu adalah angan-angan pria yang membawa batu yang selanjutnya berubah Bukit Kelam. Jadi, Bujang Beji ini adalah pria legendaris yang ada kaitannya dengan Bukit Kelam.
Alkisah pada zaman dahulu kala Bujang Beji iri dengan seterunya bernama Tumenggung Marubai yang dapat mendapatkan ikan membeludak dari Sungai Melawi. Bujang Beji sendiri cuma mendapat ikan dalam jumlah lebih sedikit dari Sungai Kapuas. Kedua sungai terbukti berjumpa di Sintang ini. Bujang Beji lalu berangkat ke hulu Kapuas untuk mengambil batu besar.
Bujang Beji bersusah payah menggendong batu besar itu. Dirinya tidak hendak menghajar kepala Tumenggung Marubai dengan batu ini, tidak pula hendak membikin patung. Dirinya punya proyek ambisius: menyumpal ajaran Sungai Kapuas supaya terpisah dari Sungai Melawi. Tujuannya, supaya ikan-ikan dari Kapuas tidak menyeberang ke Melawi serta diambil Tumenggung Marubai.
Para bidadari di langit menertawakan niatan arsitektural Bujang Beji. Gelak tawa bidadari ini membikin Bujang Beji kaget serta mendongak ke langit, mencari sumber suara. Sial, kaki Bujang Beji menginjak duri itu dikarenakan kehilangan kewaspadaan waktu mendongak. Pada pada akhirnya dirinya limbung, batu besar yang dirinya sunggi menggelimpang meski belum hinggadi pertemuan Sungai Kapuas-Sungai Melawi.
Akhirnya, batu besar itu berubah Bukit Kelam Sintang. Itu adalah legenda sebagaimana yang sekilas dimaksud oleh Pak Adi, sopir kami. Bagai apa sebetulnya cerita di balik batu besar itu? Dalam catatan detikTravel yang dirangkum dari beberapa sumber, Bukit Kelam ini adalah meteor raksasa yang jatuh ke bumi. Entahlah.
Perjalanan tetap agak jauh, namun di ujung jalan telah terkesan bukit yang begitu besar. Itulah Bukit Kelam Sintang. Dari kejauhan warnanya hitam legam. Di sisinya ditumbuhi pepohonan.
Memang kawasan itu adalah Taman Wisata Alam Bukit Kelam seluas 520 hektare. Di Bukit Kelam ada flora endemik kantong semar tipe yang spesifik, yakni Nepenthes clipeata. Konon tetap ada beruang madu di situ. Semoga mereka dapat nasib damai.
Di pinggir jalan, ada sejenis teduhan untuk memandangi Bukit Kelam sambil melepas lelah. Tidak henti-hentinya saya memandangi bukit raksasa itu sambil heran, "Kok dapat ada batu sebesar itu nongkrong di Sintang?" Orang-orang di sini menyebut itu adalah batu paling besar di dunia. Benarkah? Saya bakal cari tahu sesampainya di Bukit Kelam.
Setelah sebentar melalui jalanan yang lebih kecil serta aspal rusak, tibalah kami di depan Bukit Kelam. Batu gelap ini menjulang tinggi kurang lebih hampir 1 km ke langit. Amatlah berwibawa. Siapa tahu benar ini adalah batu paling besar di dunia.
Tapi ke mana saya wajib bertanya? Loket tiket kosong melompong. Kami santai saja masuk pagar kawasan wisata ini. Di tahap depan ada relief buatan dari semen yang menceritakan kisah Bujang Beji.
Melangkah lebih dalam, jalanan makin menanjak, materialnya adalah beton berundak-undak. Ada patung Tunas Kelapa besar, lambang Pramuka. Di kurang lebih sini terbukti adalah Bumi Perkemahan.
Terlihat ada bangunan bagai kantor di dekat tribun biru. Siapa tahu di situ ada orang yang dapat memberikan keterangan soal Bukit Kelam sebagai batu paling besar di dunia. Tapi melongok berkali-kali, kami tidak menemukan satupun manusia. Pada pada akhirnya kami berlangsung saja ke luar, menjumpai patung rusa serta bandul rusak. Kali ini rasanya sunyi sekali, tidak ada orang tidakhanya kami di sini.
Bila Kamu punya lebih tidak sedikit waktu serta energi menjelajahi Bukit Kelam, silakan mendaki bukit ini. Kawasan ini tepat untuk panjat tebing, hiking, trekking, serta potensial untuk paragliding. Tiket masuk lokasi ini adalah Rp 15 ribu untuk hari biasa serta Rp 20 ribu untuk hari libur.
Monolit adalah istilah untuk menggolongkan Bukit Kelam ini. Artinya adalah 'batu tunggal', bukan terdiri dari batu bersusun bisa juga material non-batu.
Bukit kelam dikabarkan berubah monolit paling besar di dunia, bersaing dengan Ayers Rock (Uluru) serta Gunung Augustus (Burringurrah) di Australia. Gunung Augustus punya tinggi 860 meter. Namun nyatanya klaim bahwa Gunung Augustus adalah monolit berubah sirna, soalnya Gunung Augustus adalah monocline yang punya beberapa lapis serta unsur penyusun tidakhanya batu tunggal.
Bila Gunung Augustus bukanlah monolit, maka Ayers Rock lebih mendekati sifat monolit. Tingginya adalah 863 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lalu berapa tinggi Bukit Kelam Sintang?
Tinggi Bukit Kelam Sintang adalah 1.002 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ada pula yang bilang tingginya kurang lebih 900 mdpl, sebagaimana tercantum di website Dinas Pariwisata Kabupaten Sintang. Kisarannya terbukti kurang lebih 1 km menjulang ke langit.
Masih ada tidak sedikit monolit raksasa di bumi ini. Ada tulisan berjudul '14 Largest Monoliths in the World' yang dimuat di Touropia. Di situ, Bukit Kelam masuk sebagai yang teratas di antara 14 monolit di dunia, mengalahkan El Capitan di Yosemite National Park Amerika Serikat dengantinggi 910 meter, juga Gibraltar di Mediterania dengantinggi 426 meter. Tulisan di MSN berjudul '13 largest monoliths in the world' juga menempatkan Bukit Kelam di posisi puncak.
Tapi di India, nyatanya ada Savandurga, monolit dengantinggi 1.226 meter. Bukit raksasa yang adalah tahap dari Dataran Tinggi Dekan ini ada di sebelah barat Bangalore, disebut-sebut sebagai monolit paling besar di Asia.
Apapun itu, Bukit Kelam tetap hebat bila dikelola dengan baik. Tidak jauh dari sini, ada pula wisata religius Gua Maria Bukit Kelam. Menjauh dari Bukit Kelam menuju persawahan warga, tetap ada batu-batu besar yang mencuat. Salah satunya adalah batu berbentuk sirip. Kok dapat ada batu bentuknya bagai ini ya?
Simak semakin cerita-cerita dari kawasan terdepan Indonesia detikcom.
Komentar
Posting Komentar