sunatan raib2Walau hampir lima tahun berselang, namun fenomena di Tempuran sungai Kemuning, Ngargoyoso, belum juga dapat dilupakan bukan cuma oleh warga kurang lebih desa Kemuning tetapi juga berubah pepeling bagi ustadz Badarudin Suwandi. Bahkan
kejadian tahun 2011 silam itu, nyaris membuatnya tewas.
Sekedar diketahui, hampir sepanjang tahun di lokasi tempuran Kemuning, rutindidatangi orang bagus mereka yang sekedar bermain, mereka yang gemar memancing maupun para elit pelaku
sesirih supranatural. Bagai tahun-tahun sebelumnya, dengan-cara estafet mereka yang kegemaran berpetualang dengan alam gaib, meski
kadang tanpa dipandu sesepuh (orang linuwih) sengaja menggelar kegiatan bersih desa bisa juga sedekah bumi.
Meskipun cuma sebatas larung sesaji bisa juga pun menggelar
ritual di kurang lebih tempuran. Tidak tidak sedikit yang tahu apabila lokasi
pertemuan dua sungai yakni sungai Progo dengan sungai Kayangan itu, walau dimata terkesan indah serta menenangkan batin, tetapi jauh di dalamnya amatlah mengerikan.
Beberapa orang linuwih bahkan mengintimidasi, apabila lokasi tersebut
merupakan sarangnya bangsa jin yang dikepalai sosok lelembut wanita cantik.Berkaitan dengan lokasi tersebut, tidak urung sempat membikin ustadz Badarudin Suwandi kembali terkenang bakal suatu momen yang sempat dialaminya di lokasi tersebut.
Meski disibuki dengan beberapa kegiatan rutin, ustadz terjangkau senyum ini rutinsaja menyempatkan diri untuk datang jika
ada orang yang perlu bantuan. Itu dikarenakan baginya berubah tenaga pakar tukang sunat tradisional yang melayani kebutuhan warga adalah tuntutan yang wajib rutinsiap untuk dilaksanakan, meskipun itu datangnya dengan-cara mendadak.
“Yang jelas dalam melakukan praktek sunat haruslah dikerjakan dengan-cara hati-hati. Tidak sembarangan pasien dapat diterima. Wajib waspada, jangan-jangan orang yang mengaku pasien, nyatanya cuma untuk memamfaatkan saya,” Cerita Badarudin, salah seorang pakar sunat tradisional yang terjadi sesuatu hidup kurang baik pada waktu praktek sunat berlangsung.
Bahkan gara-gara itu pula, nyawanyapun nyaris melayang sia-sia. Mengapa dapat begitu? Momen itu berawal saat/ketika satu malam, dirinya kedatangan dua orang lelaki yang mengaku utusan dari pakde Joyolukito, yang meminta bantuan untuk menyunatkan cucunya. Awalnya, permintaan itu dirinya tolak, bakal tetapi begitu mendengar nama pakde Joyolukito, Badarudin terdiam bagai mengingat nama tersebut.
Namun sehabis salah satu dari mereka menerangkan, nama
dan alamat majikannya dengan gamblang,barulah dirinya yakin apabila pakde Joyolukito adalah rekan sejawatnya yang telah lama
tidak bertemu. Bakal tetapi walau begitu, bagai biasanya, dirinya yang telah lama tidak buka praktek sunat berbicara pada mereka supaya mengangkat anak itu ke rumah sakit saja. Tidakhanya peralatannya canggih
dan menggunakan_dengan sinar laser, juga, apabila ditangani dokter pakar bakal lebih bagus dari pada ditangani dengan-cara tradisional seperti
yang dilakukannya.
“Katakan saja pada majikanmu, besok pagi untuk mengangkat cucunya itu ke rumah sakit,” pesan Badarudin.
Namun keduanya masih ngotot meminta dirinya untuk datang, katanya, soal bersedia bisa juga tidaknya, itu urusan nanti. Bahkan, mereka menekankan, apabila Badarudintidak hinggadatang ke hajatan, keduanya tidak diperbolehkan untuk kembali pulang, itu
ancaman serius majikan mereka.
“Ustadz datang dulu saja, soal mau bisa juga tidaknya itu urusan ustadz. Itu dikarenakan faktor ini adalah amanat atasan. Kita tidak ingin
ada apa-apa terjadi pada kami. Tolong ustadz!” kata laki-laki yag tubuhnya lebih subur, setengah memaksa.
Komentar
Posting Komentar