BELANJA


Kisah Misteri: Batu Aneh Gunungkidul Tak Bisa Dipindah


Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Masyarakat Gunungkidul dikejutkan oleh temuan batu berwujud  aneh. Lebih tak masuk akal lagi, Warga kesulitan saat memindah batu aneh itu. Batu sempar tak bisa dipindah oleh warga.

Batu aneh yang diselimuti misteri itu ditemukan di wilayah Dusun Kenteng, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul.  Warga setempat meyakini batu aneh itu memiliki nilai sejarah.

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto mengatakan sudah mendengar adanya kabar penemuan batu aneh itu, namun ia juga belum tahu pasti kelanjutannya, dan menurutnya perlu penelitian lebih lanjut.

"Sudah dengar adanya kabar penemuan batu tersebut, tetapi memang perlu diteliti lagi lebih jauh oleh yang ahli dibidangnya. Jika memang bernilai sejarah atau budaya ya harus dijaga," ujarnya.

Ia mengatakan peran masyarakat penting untuk melindungi benda-benda yang bernilai sejarah atau budaya. Laporan dari masyarakat nantinya juga akan ditindaklanjuti menurutnya.

Pengurus Komunitas Sadar Sejarah di Paliyan Manahati, Dwi Arinto mengatakan pertama kali batu tersebut viral di masyarakat saat pekerja mencoba mengeruk tanah ladang untuk membuat jalan.

"Awalnya saat mengeruk tanah untuk jalan setapak warga dengan bachoeditemukan batu ini yang bentuknya kotak dan lubang bulat ditengah. Sepertinya dua ini namun terpecah-pecah jadi enam bagian," katanya Rabu (8/8/2018) sebagaimana dilaporkan Harian Jogja.

Menurutnya benda tersebut jika dilihat dari bentuknya merupakan lumpang atau tempat menumbuk. Namun hal tersebut perlu dipastikan oleh yang lebih ahli dibidangnya menurut Rinto.

"Memang perlu dipastikan lagi apa benda tersebut dan umurnya sudah berapa lama. Namun untuk sementara pastinya akan dijaga dahulu. Kemarin dari pihak desa, kepolisian juga sudah datang," ujarnya.

Ia menceritakan saat pemindahan batu tersebut awalnya cukup kesulitan, dan muncul beberapa misteri keanehan. Seperti batu tersebut tidak mau untuk diangkat, dan menyangkut di bachoe.

Sementara itu pemilik lahan Harjo, Winoto, mengatakan sebenarnya batu tersebut sudah ada semenjak ia kecil, dan ditemukan oleh ayahnya. "Dulu dianggapnya hanya batu biasa. Ya nanti akan diberikan tempat untuk mengamankan batu tersebut," ujarnya.

Sumber : Harian Jogja

Komentar