BELANJA


Menguak Legenda Batu Asmara Di Cepuri Parangkusuma - misteri.net


Ukuran cepuri cukup luas, yaitu sekitar 8 m x 10 m. Gerbang cepuri berada di sisi selatan menghadap laut. Gerbang ini berbentuk gapura paduraksa, dilengkapi dengan pintu
berbentuk jeruji yang terbuat dari kayu.
Gapura ini juga dilengkapi dengan kentongan, difungsikan untuk tengara atau kode memanggil juru kunci, dan juga digunakan jika terjadi segala sesuatu yang bersifat darurat. Nah, di dalam cepuri inilah magnet aura mistis Pantai Parangkusuma itu berada.
Karena di sana, ada dua batu keramat yang sangat disakralkan. Menurut juru kunci Cepuri Parangkusuma, Mas Bekel Surakso Dinomo, dua batu keramat tersebut erat kaitannya dengan pertemuan antara calon raja pertama Mataram Islam, Danang Sutawijaya, dengan penguasa
laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Di dalam cepuri ini, batu besar keramat sering disebut Sela
Ageng, dan batu yang lebih kecil disebut Sela Sengker.
“Di Sela Ageng inilah pertama kali Danang Sutawijaya (kelak bergelar Panembahan Senopati) melakukan semedi. Namun karena tidak nyaman, maka ia berpindah tempat ke Sela Sengker yang lokasinya berdekatan,” ujar Mas Bekel Surakso Dinomo.
Menurut penuturan sang juru kunci, Danang Sutawijaya bertapa di batu keramat tersebut karena menuruti nasihat Ki Juru Mertani. Meditasi yang luar biasa tersebut, kata juru kunci, mengakibatkan kekacauan di Kerajaan Laut Selatan. Hawa panas menyeruak dan
gelombang pasang yang hebat pun terjadi. Bahkan, saking besarnya gelombang pasang, binatang laut bergeleparan di pantai.
Bergolaknya samudera ini mengakibatkan Kanjeng Ratu Kidul, yang menguasai dunia gaib Laut Selatan akhirnya keluar. Ia mencari tahu apa penyebab kekacauan di kerajaannya. Nah, di saat ia keluar, ia mendapati sosok lelaki gagah tengah bertapa. Kanjeng Ratu Kidul
segera tahu, penyebab kekacauan kerajaannya tersebut adalah karena semedi yang dilakukan oleh pria itu.
Kanjeng Ratu Kidul lalu menanyakan apa yang dikehendaki lelaki itu. Sutawijaya menjawab, bahwa ia menginginkan agar Ratu Kidul membantunya dalam mendirikan dan membesarkan kerajaan yang hendak didirikannya.
Kanjeng Ratu Kidul menyetujui permintaan Sutawijaya, dengan syarat, Sutawijaya dan keturunannya yang menjadi raja, harus bersedia menjadi suaminya. Sutawijaya pun menyetujui syarat ini, asalkan perkawinan tersebut tidak membuahkan keturunan.
Akhirnya, keduanya pun sepakat.
Baca selengkapnya.....

Komentar