BELANJA


Kisah Nyata Keluarga-Keluarga yang “Dikutuk”, Sekeluarga Merangkak, Tak Bisa Tidur Hingga Tak Saling Kenal



Di sebuah desa terpencil di selatan Turki, ilmuwan menemukan sebuah keluarga Kurdi, dimana di antara keluarga itu, ada lima bersaudara yang berperilaku unik, usia mereka antara 18 – 34 tahun, mereka merangkak waktu berjalan, cuma dua orang yang bisa berdiri serta berlangsung tegak sesekali.

Empat saudara kandung dari desa Alnkela, Irak tengah, tidak sempat bisa berlangsung tegak itu dikarenakan hal genetik, jadi terpaksa berlangsung dengan petunjuk merangkak.
Keluarga Serigala dari Mexico

Danny Ramos Gomez, pria asal Meksiko menderita sebuahgejala hirsutisme (bulu berlebih) langka sejak lahir, segenap tubuhnya diselimuti dengan bulu hitam lebat, sekilas tampak bagai "werewolf" mengerikan dalam cerita legenda.

Terbetik kabar, bahwa lima generasi sekeluarga Danny mengidap "Werewolf Syndrome", sejak kecil Danny serta Larry, saudaranya diperlakukan bagai "monster", dikurung dalam sangkar serta mengadakan pertunjukan sirkus di mana-mana.
Keluarga yang tidak bisa tidur

— (kiri) Bunda kandung Kelly serta bibi-nya (kanan) (Istimewa)
Karena bertambahnya tekanan nasib sehari-hari, tidak sedikit orang di era kini berubah risau itu dikarenakan persoalan tidur (insomnia). Namun, yang jarang diketahui, seorang keturunan dokter di Italia pada abad ke-18, menderita tidak bisa tiduryang langka dari generasi ke generasi.

Setelah serangan tidak bisa tidurini, penderita kerap dengan-cara berturut-turut tidak bisa tidur dalamwaktu berbagai hari, minggu serta bahkan bulan, hinggapada ahirnya meninggal tersiksa dalam keadaan koma.

Menurut para pakar medis, penyakit aneh ini dikarenakanoleh penyakit genetik langka. Penyakit aneh serta langka ini telah ditulis oleh penulis asal New York, AS dalam buku barunya yang berjudul "keluarga yang tidak bisa tidur".

Menurut para pakar medis, "Fatal Familial Insomnia" waktu ini mempengaruhi kurang lebih 40 keluarga di seluruh dunia, serta probalitas orang tua yang mewariskan genetik mematikan ini pada generasi berikutnya kurang lebih 50%.
Para peneliti percaya, bahwa semua penderita "Fatal familial Insomnia" waktu ini, adalah seorang keturunan dokter Italia abad ke-18, para pakar terkait tidak tahu nama dokter Italia tersebut, mereka cuma memberinya julukan "pasien nol.

Terbetik berita, bahwa "pasien nol" adalah penderita "Fatal Familial Insomnia"yang pertama di dunia, Ia meninggal pada tahun 1765, serta mewariskan gen yang tidaknormal ini pada anak-anaknya, lalu sejak itu, "kutukan genetik" tersebut turun-temurun dari generasi ke generasi.
Penulis buku "Keluarga yang tidak bisa tidur" itu membahas : "mereka yang mewariskan mutasi gen ini, dimana sehabis timbulnya penyakit, pertama-tama kamu mulai tidak bisa tidur ; kemudian, Kamu bakal merasa susah untuk berlangsung ; kemudian, performa berpikir otak Kamu mulai menurun tajam, serta biasanya paling lama kurang lebih sembilan bulan selanjutnya penderita bakal meninggal dalam keadaan tersiksa.

3 Wanita sekeluarga tidak lolos dari kutukan persalinan pada usia 22 tahun.
Wanita dalam keluarga Kelly Hutchings (22) di kota Fulham, Hampshire, Inggris, seolah-olah kena "kutukan persalinan", itu dikarenakan bunda Kelly serta bibinya semuanya meninggal waktu melahirkan pada usia 22, sementara Kelly sendiri waktu hamil pada usia 22 tahun juga meninggal itu dikarenakan pendarahan otak yang dikarenakanpersalinannya.
Sekeluarga yang tidak saling mengenal

Jim Hurd, mantan professor di United States University bersama dengan kedua putrinya, Catherine serta Janie, meskipun telah nasib bersama dalamwaktu bertahun-tahun, tetapi mereka kerap "tidak mengenal satu sama lain", nyatanya sekeluarga Hurd mengidap "prosopagnosia" (tidak sanggup mengenali wajah-wajah orang bisa juga objek yang telah dikenal) yang langka.

Di antara sekian tidak sedikit wajah yang tidak sanggup dikenali Hurd, nyatanya Hurd juga tidak sanggup mengenali wajah anak buah keluarganya sendiri. Serta akhir-akhir Hurd baru tahu, andai kedua putrinya yakni sang seniman Katherine serta pakar saraf Jianie nyatanya juga mewarisi "prosopagnosia"-nya : Mereka bukan saja kerap tidak mengenali wajah sang ayah, bahkan juga tidak jarang lupa bagaimana rupa sang bunda !sekeluarga ini kerap bakal terjadi sesuatu gejala ganjil cuma lewat tanpa saling menyapa, serta tidak jarang "bertemu tapi tidak mengenal satu sama lain".

Padahal, pengamatan ayah serta dan kedua putrinya itu normal serta sehat, mereka bisa menonton dengan jelas wajah orang lain, tetapi tidak bisa membedakan wajah-wajah siapa yang dilihatnya, tidak bisa mengingat wajah-wajah yang sempat dilihatnya. Menurut penuturan Jiannie, ia tidak terlalu serius menanggapi "prosopagnosia"-nya.

Suatu hari, saat/ketika dirinya hendak menjemput anaknya Gabriel di tempat penitipan kanak-kanak, ia baru terkejut mengenal dirinya nyatanya keliru menjemput anaknya. Jiannie berbicara : "Saya merasa ada sesuatu yang salah, sehabis saya mengangkat anak itu pulang ke rumah, saya tidak begitu yakin apakah dirinya anak saya, saya merasa serba salah. Sampai-pada pada akhirnya saya mencari tahu, serta baru tahu andai nyatanya anak itu terbukti bukan putra saya."

Hurd sekeluarga nyatanya bukan satu-satunya keluarga yang terjadi sesuatu siksaan "prosopagnosia", adalah Heather Sillers, professor bahasa Inggris di sebuah universitas di Amerika juga menderita penyakit aneh yang sama dengan keluarga Hurd, bahkan lebih parah.

Ketika ia masuk ke sebuah restoran setempat, tidak sedikit orang yang menyapa-nya, tapi, wajah-wajah itu bagai orang asing baginya. Sillers tidak sempat mengingat seraut wajah siapapun, sekalipun mereka adalah orang-orang yang rutinbersamanya.

Penderita "Prosopagnosia" bukan itu dikarenakan buruknya daya ingat, mereka sanggup mengingat nama seseorang, nomor telepon, serta bahkan buku yang sempat dibaca. Tapi yang membuat orang jadi bingung adalah, mereka tidak bisa mengingat bentuk wajah seseorang, bahkan bentuk wajahnya sendiri di cermin.

Misalnya Sillers tidak jarang menatap dirinya di cermin, tapi ia tidak bisa mengingat bentuk wajahnya sendiri. Menurut para ilmuwan, bahwa sebuah gen tunggal mungkin telah memicu "prosopagnosia", serta membuat-nya (gen) bisa diturunkan terhadap generasi berikutnya. Sejauh ini, "prosopagnosia" belum bisa disembuhkan dengan petunjuk pengobatan apapun.(Jhon/asr)

Sumber : http://www.erabaru.net

Komentar