BELANJA


Kisah Jenazah Pelacur Tetap Utuh dan Harum Meski Telah Terkubur 5 Tahun, Ternyata Ini yang Dilakukan - Pos Belitung



POSBELITUNG.COM -- Seluruh warga kampung tersebut telah muak dengan tingkah polah Mawar, ya. Mawar Lia Amelia si Pelacur.

Ia cuma dianggap sebagai biang kesialan di kampung. Tak ada saudara yang dapat membujuk Mawar untuk kembali ke jalan yang benar.

Karena Mawar tak sempat mau menggubrisnya.

Dilansir Eberita.org, sebetulnya Mawar anak yang baik, cuma itu dikarenakan disakiti pacarnya, yang menjadikan ia nekad, terjun dalam lembah hitam.

Mawar tetap semakin bergulat dengan laki-laki manapun. Dari orang kantoran hinggakuli bangunan Ia layani.

Mereka leluasa menikmati tubuhnya yang Indah, dengan_syarat mempunyai uang.

Seorang kawannya menunjukkan jalan paling baik melampiaskan dendam Mawar pada laki-laki, pada kondisi yang kejam terhadapnya.

Hari-harinya dilewati dalam pelukan laki-laki yang berbeda-beda, silih berganti
Bertahun telah waktu berlalu, Mawar terjangkit penyakit kronis.

Tidak seorang pun kawan, saudara, bisa juga tetangga desa yang peduli padanya. Apalagi menengok menonton sakitnya.

Bahkan saat/ketika meninggal pun dianggap biasa saja. Layaknya kematian binatang. Mawar tak dikuburkan dengan layak.

Orang kampungnya terbukti tergolong kolot. Jasadnya saja tak boleh dikuburkan di Pemakaman desa.
Terkuburlah Mawar, sang pelacur pada sebuahtempat, di tanah kosong.
Dia dikuburkan ala kadarnya oleh seorang kawan dekat sesama pelacur, dian meratapi kematian mawar seorang diri.

Lima tahun telah waktu berlalu dari waktu itu. Waktu penguburan Mawar. Tak seorangpun yang mengenang Mawar.

Mawar hanyalah satu potret yang harus dirobek dari sejarah kampung, dari riwayat kampung yang teramat kolot.

Yang tetap berpendapat kesalahan fatal, merupakan hukuman seumur nasib bagi si pelaku.
Apalagi bagi seorang Mawar, yang tak berdaya apa-apa.

Lima bulan yang lalu kampung tersebut geger. Kampung di mana Mawar terkubur dengan begitu saja, tanpa tata petunjuk tanpa ritual.

Sebuah proyek besar untuk Produksi jalan tol, kebetulan melalui kampung tersebut
juga melalui kuburan Mawar.

Buldozer yang mempunyai kekuatan ratusan ton, tak sanggup menembus tanah di mana Mawar dikuburkan.

Berkali-kali moncong bulldozer diarahkan, berkali pula orang terkesima.
Karena tanah itu bagaikan batu karang yang teramat kokoh, tak tersentuh sama sekali.
Namun waktu gali dengan cangkul petani biasa, tanah itu begitu gampang dikeruk. Seakan tak sempat terjadi abnormalitas apa-apa.

Semua mata terbelalak menyaksikan jasad yang tetap membujur, dengan kondisi tubuh yang tetap kelihatan segar, tak bagai layaknya mayat yang telah terkubur lima tahun lamanya.
Bau harum semerbak tercium dari jasad itu. Harum yang lain dari parfum manapun.
Harum yang belum sempat ada sebelumnya dibumi.
Harum yang keluar dari jasad seorang Mawar yang telah terkubur lima tahun lamanya.
Teman saya yang kebetulan sebagai mandor di situ, ikut kaget serta bimbang juga. Semua warga gempar.

Oleh penduduk, dilacaklah kehadiran si jasad.

Dari kawan almarhum Mawar yang tetap menjalankan profesinya sebagai pelacur, terungkap bahwa
"Dia telah taubat satu tahun sebelum meninggal, dirinya tak menceritakan taubatnya itu terhadap siapapun, tergolong terhadap saya" ucap Dian kawan dekatnya Mawar Lia Amelia.
Sebenarnya, satu tahun sebelum kematiannya, Mawar telah bertaubat.
Tapi taubat itu tak sempat Mawar ungkapkan terhadap siapapun. Tergolong terhadap kawan akrabnya.

Semua Mawar curahkan pada buku hariannya. Tertulis lengkap.

Mawar berusaha menjalankan semua perintahNya. Dari yang harus serta yang sunah, bahkan semua yang sunah dirinya kerjakan.

Mawar menjalankan dengan Ikhlas.
Buku harian itulah saksi mutlak semua ratapan serta jerit penyesalan seorang Mawar, seorang Pelacur yang bertobat dengan diam-diam?

Semua mata berkaca-kaca. Terkesan begitu kecewa dengan roman penyesalan yang jelas tergambar.
Hari itu pemakaman Mawar. Pemakaman kembali seorang (bekas) Pelacur yang sempat terhina begitu rupa.

Setelah terkubur dalamwaktu lima tahun, Mawar dimakamkan kembali dengan layak.
Dimakamkan selayaknya pemakaman seorang manusia biasa. Diiringai doa-doa serta ratap penyesalan dari saudara serta warga kampung. (Sumber : http://belitung.tribunnews.com)

Komentar